Langsung ke konten utama
Sebagai manusia pastinya kita mempunyai cita-cita dan mimpi-mimpi ke depan. Waktu kita kecil atau masih anak-anak suka sekali menyebutkan cita-citanya kepada orangtua, guru, teman dan kepada siapa saja. Misalnya  ingin menjadi dokter, pilot, guru, pendeta, tentara, polisi dan lain sebagainya. Cita-cita itu tidak salah untuk diimpikan seperti apa ke depannya dan tentu tujuannya supaya menjadi orang yang sukses dan berhasil. Dalam mewujudkan dan merealisasikan arti cita-cita kita tersebut membutuh proses dan waktu yang panjang tidak semudah membalikkan telapak tangan kemudian jadi. Rentang waktu itu pun kadang-kadang cita-cita kita bisa berubah-ubah seperti bunglon. Kita tidak permasalahkan sumber penyebabnya apa dan mengapa cita-cita kita itu selalu tidak konsisten dari apa yang kita inginkan sebelumnya. Namun yang jelasnya kita adalah manusia yang terbatas dan penuh kelemahan, karena ada-ada saja yang mungkin menghambat kita untuk tidak maju menggapai cita-cita tersebut ataukah kita yang memang ingin menghentikan cita-cita itu karena memperhatikan berbagai macam pertimbangan konkrit. Maksudnya ialah apakah cita-cita itu mempunyai kualitas untuk membangun hidup kita atau sebaliknya mencelakakan dan menyusahkan hidup sesudah kita capai dan jalaninya. Ada begitu banyak orang yang berjuang, rela berkorban dan gigihnya berusaha mencapai cita-citanya itu, segala cara, metode, dan teknik digunakan supaya cita-cita tersebut dicapai. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengeluarkan daya, dan dana yang besar hingga mubazir terhadap satu cita-cita yang dioptimiskannya itu. Bagi mereka berhasil atau tidak berhasil akan cita-cita itu yang penting setidaknya mereka telah berjuang dan merasa puas atas apa yang mereka perjuangkan itu. Demikianlah, begitu lelahnya seseorang dalam berjuang memikirkan dan bertindak demi cita-citanya, akan tetapi sadarkah kita kalau cita-cita tersebut hanya sebatas imajinasi, khayalan dan fantasi pikiran kita semata. Oleh karena itu, mempunyai cita-cita yang kecil atau besar bukanlah suatu persoalan yang perlu kita perdebatkan, sebaiknya alangkah jauh lebih penting jika kita tahu siapa kita sebenarnya dan apa fungsi serta peran kita yang sesunguhnya hadir di bumi ini. Kita adalah manusia, Alkitab mencatat sebelum manusia (kita) dibentuk dalam rahim ibu kita, Tuhan sudah tahu dan mengenal siapa kita jauh sebelumnya sampai kita hadir di bumi ciptaan-Nya ini. Tidak ada satu bagian terkecil yang tersembunyi dari dihidup kita yang tidak kelihatan dihadapan Allah. Ia adalah alfa dan omega yang selalu ada, hadir, di segala zaman, Ia tahu masa sebelum, masa kini, dan masa depan, semuanya ada dalam kedaulatan dan kehendak-Nya. Apa yang Ia jadikan dan ciptakan ada dalam rencana dan misi Allah, segala yang ada telah Ia sediakan untuk dapat kita nikmati selama kita hidup di dunia ini. Maka hendaklah kita tahu bahwa Tuhan ciptakan kita untuk memuliakan-Nya, jadi segala apa yang kita cita-citakan baik dulu, sekarang, dan masa depan ada dalam rencana Tuhan. Semua rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi kita walaupun agak sedikit jauh dari apa yang kita kehendaki dan cita-citakan sebelumnya. Ingat cita-cita kita di masa depan ada dalam tangan Tuhan, yang Tuhan mau ialah kita berjalan bersama-Nya dalam cita-cita kita tersebut.

Komentar

Posting Komentar